by

Program Beras Nona Malaka dan Fore Lakateu di mata eks Timses SN-KT

MediaKitaNews – Pengakuan mengejutkan datang dari salah satu warga Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima yang diketahui pada Pilkada Malaka 2020 lalu merupakan salah satu anggota tim pemenang Paket Simon Nahak – Kim Taolin (SN-KT).

Mantan tim suskes tersebut adalah Carolus Ukat, warga Dusun Fatukres B, Desa Lakekun yang pada periode lalu merupakan tim inti SN-KT di Desa Lakekun.

Carolus yang hadir dalam pertemuan dengan Bakal Calon Wakil Bupati Malaka Hendrik Fahik pada Minggu 31 Maret 2024 mengaku bahwa program unggulan SN-KT, yaitu Beras Nona Malaka dan Fore Lakateu merupakan program gagal di Desa Lakekun, Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT.

Pasalnya, selama tiga tahun terakhir, sejak tahun 2021 petani di Desa Lakekun gagal tanam dan gagal panen, lantaran kekurangan air irigasi dari DAS Benenai serta kurang optimalnya pemerintah mendukung pengolahan lahan masyarakat.

Baca Juga : Termasuk Bantuan Seroja, ini Sejumlah Proyek diduga bermasalah yang direkomendasikan DPRD ke Kapolres Malaka

Carolus yang juga Tim garis keras SN-KT dalam Pilkada Malaka 2020 itu mengatakan dirinya sangat kecewa karena selama tiga tahun terakhir sejak SN-KT pimpin Malaka, rakyat di desa Lakekun tidak mendapatkan asas manfaat dari Program Beras Nona Malaka dan Fore Lakateu yang digulirkan pemerintah.

“Beras Nona Malaka selama tiga tahun terakhir untuk Desa Lakekun hanya mimpi karena gagal tanam dan gagal panen lantaran tidak ada air irigasi. Fore Lakateu juga tidak bisa ditanam karena lahan tidak diolah pemerintah sehingga otomatis itu program gagal,” ujarnya dikutip dari bidiknusatenggara.com, Selasa 2 April 2024.

“Selama ini kita berjuang hanya bermuara untuk kepentingan masyarakat tani yakni untuk mengoptimalkan lahan basah dan lahan kering tetapi fakta di lapangan hanya mimpi belaka. Hingga akhir bulan Maret 2024 warga desa Lakekun belum bisa olah lahan sawah karena tidak ada pasokan air irigasi yang memadai. Tadi saya baru dari sawah dan air masih kering sehingga tidak bisa olah lahan,” bebernya.

Endik, salah satu warga lainnya mengatakan hal senada. “Kami rakyat Lakekun rasa memyesal. Saat SBS pimpin Malaka, bila warga Lakekun mengeluh tidak ada air irigasi, saat itu juga beliau datang tidak dengan tangan kosong tetapi bawa air irigasi,” ujarnya.

“Kita harus jujur SBS sangat perhatikan rakyat dibidang pertanian. Beliau hari ini turun, hari ini juga air irigasi tiba di sawah. Pemerintah saat ini tutup mata untuk orang Lakekun. Setelah lantik hingga saat ini Pemerintah tidak urus rakyat dengan baik padahal saat pilkada lalu SN-KT menang telak di Desa Lakekun. Kali ini kita harus kembali ke SBS supaya bisa urus rakyat,” bebernya.

Sementara itu, Bakal Calon Wakil Bupati Malaka, Hendrikus Fahik Taek, SH dalam kesempatan itu mengatakan persoalan air irigasi itu sebetulnya persoalan sepele dan terkait urusan kepemimpinan.

“Saya terkadang merasa sedih karena orang besar mengeluarkan perintah tetapi tidak dijalankan staf. Ini artinya apa? Ini soal kepemimpinan, leadership, sudah ada sistimnya dan tinggal siapa memainkan dan apakah sistem itu bekerja dengan baik atau tidak,” ujar Hendrik Fahik Taek.

Dikatakannya, kewenangan pengaturan Daerah Irigasi Malaka itu memang ada di kementrian PU melalui Balai. Tetapi, kata dia sesuai UU 23  tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemda memiliki kewenangan untuk mengurus daerah ini.

“Kita tidak perlu takut ambil langkah dengan catatan, membangun komunikasi dengan Pempus dan Pemprov untuk tanggulangi masalah ini demi kepentingan rakyat. Ini soal kepemipinan, management dan pengawasan. Kalau kuasa itu ada ditangan kita maka mudah untuk dilaksanakan,” ungkapnya.

“Prinsip kerja SBS, uang itu milik rakyat sehingga harus dikembalikan ke rakyat, tidak ada yang mahal untuk rakyat dan untuk rakyat jangan katakan tidak ada uang,” tukasnya.

Lihat pengakuan Carolus Ukat [DI SINI]***

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *