MediaKitaNews – Ramadan akan segera tiba dalam hitungan hari. Umat Muslim di seluruh Indonesia menyambutnya dengan penuh suka cita melalui berbagai tradisi khas di masing-masing daerah.
Tradisi menyambut Ramadan telah diwariskan secara turun-temurun sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya.
Setiap ritual memiliki makna tersendiri, seperti pembersihan diri, memperkuat spiritualitas, saling memaafkan, serta mempererat hubungan sosial.
Melansir laman resmi Kemenparekraf/Baparekraf RI, berikut adalah delapan tradisi unik dalam menyambut Ramadan di berbagai daerah di Indonesia:
- Nyorog (Jakarta)
Masyarakat Betawi menjalankan tradisi Nyorog dengan membagikan bingkisan makanan kepada keluarga yang lebih tua atau tokoh masyarakat. Kebiasaan ini bukan hanya sekadar berbagi makanan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan menjaga tali silaturahmi. - Cucurak (Jawa Barat)
Masyarakat Sunda menyambut bulan suci dengan tradisi Cucurak, yaitu berkumpul bersama keluarga dan menikmati hidangan yang disajikan di atas daun pisang. Tradisi ini menjadi simbol kebersamaan serta ungkapan rasa syukur atas rezeki yang diperoleh. - Padusan (Yogyakarta)
Di Yogyakarta, masyarakat menjalankan tradisi Padusan, yaitu mandi besar sebagai simbol penyucian diri. Tujuannya adalah membersihkan jasmani dan rohani agar siap menyambut Ramadan dengan hati yang bersih. - Marpangir (Sumatra Utara)
Marpangir merupakan tradisi mandi menggunakan air rempah-rempah dan dedaunan wangi seperti pandan serta bunga kenanga. Ritual ini melambangkan penyucian diri sebelum memasuki bulan suci. - Malamang (Sumatra Barat)
Tradisi Malamang dilakukan dengan membuat lemang, makanan khas berbahan ketan yang dimasak dalam bambu. Selain mempertahankan warisan kuliner, kegiatan ini juga memperkuat kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat. - Meugang (Aceh)
Di Aceh, masyarakat menyambut Ramadan dengan Meugang, yaitu memasak dan menikmati daging bersama keluarga. Tradisi yang telah ada sejak abad ke-14 ini juga dilakukan saat Idulfitri dan Iduladha. - Mattunu Solong (Sulawesi Barat)
Masyarakat Polewali Mandar menyalakan pelita dari buah kemiri dalam tradisi Mattunu Solong. Cahaya dari pelita ini menjadi simbol harapan akan keberkahan, kesehatan, dan umur panjang selama menjalani ibadah puasa. - Megibung (Bali)
Muslim di Karangasem, Bali memiliki tradisi Megibung, yaitu makan bersama dalam satu wadah besar. Selain mencerminkan nilai kebersamaan, tradisi ini juga memperkuat persaudaraan antaranggota masyarakat.
Dengan beragam tradisi ini, Ramadan di Indonesia menjadi lebih bermakna, mencerminkan keberagaman budaya yang tetap terjaga dalam semangat kebersamaan dan keimanan.***