KUPANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang punya inovasi baru dalam penanganan sampah di wilayah jalan protokol atau ruas jalan utama di ibu kota provinsi NTT ini. Kini Pemkot Kupang memiliki mobil penyapu jalan otomatis (street sweeper) yang sudah siap beroperasi.
Mobil berteknologi canggih yang didesain menyerupai sapu berjalan dengan dilengkapi penyedot disertai penyiram itu Pemkot telah melaunching bersamaan dengan kegiatan Gerakan Kupang Hijau yang digelar area Car Free Day (CFD) jalan El tari Kupang, Sabtu (16/11/2019) pagi.
Pantauan Wartawan, Walikota Jefri saat itu berkesempatan menjajal atau mengujicoba mobil berteknologi canggih itu didampingi salah satu petugas DLH Kota Kupang.
Ratusan warga di area CFD sekitar jalan utama depan rumah jabatan Gubernur NTT saat itu rupanya penasaran dengan kinerja mobil canggih tersebut. Mereka ingin melihat kemampuan mobil tersebut dalam membersihkan sampah yang sengaja disediakan pihak DLH di area CFD.
“mobil tersebut akan beroperasi di ruas jalan-jalan protokol di Kota Kupang. untuk diketahui, kapasitas daya tampung sampah mobil merk Dulevo 6000 ini mencapai 3-6 ton,” kata Wali kota Jefri
Jefri juga menuturkan kapasitas daya tampung sampah mobil merk Dulevo 6000 ini hingga mencapai 3-6 ton.
Mobil Street Sweeper milik Pemkot Kupang tersebut juga dilengkapi beberapa keunggulan seperti mesin sapu, alat penyemprot serta penyedot sampah dan air. Semuanya bisa difungsikan sekaligus sekali beroperasi.
Mobil tersebut juga mampu menyapu dengan area seluas 105.000 meter persegi selama satu jam. Tampak di depan mobil terdapat sikat yang mampu berputar hingga 180 derajat, alhasil bisa menyapu tempat-tempat sempit seperti selokan.
Gerakan Kupang Hijau Ala Wali Kota
Wali kota Kupang Jefri Riwu Kore pada kesempatan tersebut juga mengatakan gerakan kupang hijau merupakan bagian dari gerakan bersama untu menjadikan Kota Kupang sejuk dan nyaman bagi setiap warga Kota Kupang.
Mantan anggota DPR RI dua periode ini mengharapkan agar semua lapisan masyarakat, tokoh agama, organisasi, LSM, badan usaha dan semua ASN dapat terlibat aktif mendukung gerakan tersebut.
“semua masyarakat akan dilibatkan dalam mensukseskan gerakan ini, saya harapkan peran tokoh agama dalam gerakan ini, tokoh agama menjadi sosok penggerak mengajak umat dan jemaat” ujarnya.
Wali Kota juga membeberkan aksi nyata yang bakal dilakukan, yakni gerakan satu keluarga/kantor/badan usaha untuk menanam dan merawat satu pohon, gerakan tanam air melalui pembuatan lubang biopori dan sumur resapan di ligkungan masing-masing serta gerakan kurangi sampah plastik.
Gerakan tanam pohon kata Jefri, Pemerintah Kota Kupang telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat, badan usaha, perguruan tinggi, bank, koperasi, perusahaan swasta, toko dan lain-lain untuk berpartisipasi dalam gerakan ini. Caranya menanam satu pohon (bukan anakan) dengan tinggi 1-1,5 meter dengan diameter 10-15 cm (pohon sedang) atau pohon dengan tinggi 3,5 meter dengan diameter 35 cm (pohon besar) dengan jenis pohon yang adaptif terhadap cuaca/iklim di Kota Kupang. Sementara pada jajaran OPD, perusahaan daerah, kecamatan, kelurahan, puskesmas wajib memelihara dua pohon. Khusus sekolah-sekolah menanam anakan pohon untuk mengedukasi siswa tentang pelestarian lingkungan.
“Untuk gerakan tanam air juga tertuang dalam imbauan dan instruksi wali kota. Metode ini merupakan perwujudan upaya konservasi air untuk pemenuhan air jangka panjang sekaligus pencegahan genangan air yang biasanya terjadi di lingkungan perkotaan sebagai akibat dari pembangunan,” sambungnya.
Sementara itu, untuk gerakan mengurangi sampah plastik, menurut anggota DPR RI dua periode ini, sampah plastik sudah menjadi masalah global yang dialami hampir seluruh negara/wilayah yang mengancam ekosistem lingkungan karena sulit terurai. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan menggunakan tempat minum dan makan serta memakai kantong/tas belanja yang dapat dipakai berulang-ulang.
Politisi Partai Demokrat ini, menegaskan sebagai contoh, Pemerintah Kota Kupang telah menyiapkan 3.000 pohon untuk ditanam pada musim hujan di tahun 2019. Pohon yang ditanam berdiameter 3-4 meter. Pohon tersebut adalah trambesi, ketapang kencana, bougenvil, flamboyant dan kelor, “pohon tersebut tidak hanya dibiarkan usai ditanam, akan kita rawat, ada cara untuk merawatnya, kami telah mempelajari langkah-langkahnya” ujarnya.
Dia juga berjanji menargetkan menanam 5.000 pohon 2020 mendatang, hal ini sebagai bentuk keseriusan mensukseskan kegiatan ini dirinya mengaku akan menganggarkannya melalui APBD, ia berharap dukungan dari DPRD agar mendukung gerakan tersebut.
Jefri juga bertekad menggelar talk show dengan para tokoh agama serta road show ke gereja-gereja untuk menyampaikan gerakan ini.
“Bisa juga disampaikan lewat suara gembala, dan warta mimbar. Kita harapkan kota ini menjadi kota yang maju, bersih, indah dari hari ke hari,” pungkasnya. *(JK).
Comment