DPR RI Usulkan Dana Makan Bergizi Gratis Dikelola Keluarga

MediaKitaNews – Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Maria Yohana Esti Wijayati, mengusulkan agar alokasi dana Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp10 ribu per siswa dikelola langsung oleh keluarga penerima. Menurutnya, langkah ini lebih efektif dibandingkan kebijakan saat ini.

“Atau mungkin diberikan kepada siapa? Rp10 ribu itu diberikan kepada keluarganya. Tapi catatannya keluarga ini atau orang tuanya harus memberikan bekal yang bergizi,” ujar Maria dalam pernyataannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025) dikutip dari Instagram @.

Politikus PDIP tersebut menilai bahwa pemberian langsung dana MBG kepada keluarga akan meningkatkan kualitas makanan serta membuat distribusinya lebih efisien. Dengan mekanisme ini, pihak lain selain siswa juga bisa ikut merasakan manfaatnya.

“Rp10 ribu dimasak sendiri itu jauh akan mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan jika dimasak secara massal untuk ribuan siswa. Sekolah hanya perlu melakukan kontrol, apakah anak-anak membawa bekal atau tidak,” jelas Maria.

Selain itu, Maria juga menyoroti efisiensi dalam aspek logistik. Jika makanan harus dimasak untuk ribuan siswa di satu lokasi, akan ada tantangan besar dalam distribusi, biaya, dan tenaga. Dengan sistem yang diusulkan, orang tua juga bisa ikut menikmati makanan yang disiapkan.

“Kalau dimasak di rumah, orang tua juga bisa menikmati. Misalnya dalam satu keluarga ada tiga anak sekolah, maka makanan tersebut bisa dinikmati bersama. Itu jauh lebih efisien,” tambahnya.

Baca Juga : PPN 12 Persen Picu Kontroversi, Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan

Usulan ini menjadi perbincangan di media sosial. Berikut komentar warganet dikutip dari Instagram @tirtoid, Jumat (7/2/2025).

“Hapus aja program mbgnya, gantinya ya lapangan pekerjaan yg bnyk, biar ortunya bisa punya hidup layak, bisa ngasih makanan bergizi ke anaknya, simple as that kan 😢,” tulis akun @marcccelita.

“Sebenernya ini kalimat halus dr hapus aja program ini, kembalikan anggaran ke tempat2 prioritas sebelumnya, urusan makan bergizi kita kembalikan ke ortu masing2 dengan subsidi khusus bagi yg membutuhkan,” komentar akun @ajengrahmani.

“Anggaran MBG dialihkan saja untuk perbaikan kualitas pendidikan di daerah tertinggal. Jangan sampai ke depannya pendidikan generasi kita yg tertinggal. Ini yang diidam-idamkan konglomerat dunia. Orang dikasi makan secukupnya, tapi pemikirannya juga jadi secukupnya,” tulis akun @fariedhanafi_. Memang semua orang tua punya pemikirian positif dan konsisten untuk memberikan makan bergizi untuk anaknya? Ini pengawasannya jauh lebih sulit siapa yg menjamin nanti uang yg cair tepat sasaran untuk dibelikan makanan bergizi, apa tidak malah dipakai beli rokok, bayar cicilan, beli kosmetik, beli paket data dll. Bagi orang tua yg bekerja apa sempat memikirkan masak apa saja yg bergizi untuk anaknya? Bagi kita yg tinggal di kota dan tidak pernah kesusahan dlm hal makan mungkin menganggap program ini cuma” buang” anggaran. Kalian pernah gak memikirkan perut teman” kita yg ekonominya kurang untuk makan saja mereka mesti kesusahan, kalau perut anak lapar pelajaran di sekolah bisa masuk ngga ke otak mereka. Maksud pemerintah baik untuk memberikan anak-anak makan bergizi kok pada ga setuju ya. Heran bgt. Tinggal penerapannya saja yg harus di evaluasi agar makanan ini memang disalurkan ke sekolah” yg memang dr kalangan tidak mampu agar tepat sasaran, bagi sekolah elit mungkin bisa dialihkan ke sekolah lain yg lebih membutuhkan,” tulis akun @siskaayusafitri.***