by

Warga Desa Naip dianiaya dan diikat Oknum Aparat Desa, Kapolres TTS akan Tindak Tegas Pelaku

MediaKitaNews – Kasus dugaan penganiayaan warga Desa Naip, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur telah dilaporkan ke pihak kepolisian Polres TTS pada Selasa 26 Maret 2024.

Berdasarkan kronologi, kejadian ini bermula pada tanggal 19 Maret lalu, ketika pihak korban melakukan pembongkaran terhadap salah satu pipa desa yang berada di halaman rumahnya.

Kepala dusun dan Sekretaris Desa kemudian menemui korban untuk menanyakan alasan di balik tindakan tersebut, namun malah berujung pada penganiayaan terhadap korban.

Setelah mendapat laporan Kapolres Timor Tengah Selatan (TTS), AKBP I Gusti Putu Suka Arsa, menanggapi kasus ini dengan memberikan perhatian khusus.

“Pihak kepolisian akan menindaklanjuti kasus ini sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, dan jika terbukti, akan dilakukan tindakan tegas terhadap pelaku”,  kata Kapolres TTS AKBP I Gusti Putu Suka Arsa dikutip dari Faktahukumntt, Rabu 27 Maret 2024.

Baca Juga : Kurir Ekspedisi Lempar dan Tendang Paket bertuliskan Fragile, Netizen Geram

Baca Juga : Gara-Gara Iphone, siswi SMA di TTS dihamili Ketua Pemuda Gereja

Sebagai Informasi, kasus penganiayaan terhadap Edi Kause warga Desa Naip, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS yang melibatkan oknum Aparat Desa hingga saat ini menyeret banyak pihak.

Salah satu yang disebut terlibat adalah, oknum sekretaris Desa Naip Werenfinus Faot.

Keterlibatan Sekretaris Desa tersebut diungkap oleh Kepala Desa Naip, Marthen Koa.

Marthen Koa menyebut bahwa sekretarisnya Werenfinus Faot terlibat dalam kasus kekerasan terhadap warganya sendiri sehingga dirinya meminta untuk sang sekretaris bertanggungjawab.

“Sekertaris desa juga ada turun pukul disana. Jadi setelah itu, saya panggil dan saya katakan bahwa, kamu pergi kesana tanpa perintah dari pimpinan atau atasan adalah saya, selahkan bertangung jawab atas kelakuanmu yang kau lakukan disana,” kata Marthen Koa, dikutip dari korantimor.com, Rabu 27 Maret 2024.

Kades Marthen Koa mengaku bahwa saat kejadian, dirinya tidak ikut karena sedang rapat.

“Waktu kejadian saya tidak ada, karena dalam rapat. Betul karena waktu itu dia (Sekretaris Desa) tidak ikut dalam rapat dan dia pergi kesana tanpa perinta dari saya,” ungkap Marthen Koa.***

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *