MediaKitaNews – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengumumkan program pembinaan khusus bagi siswa bermasalah yang akan mulai dilaksanakan pekan depan. Dalam program ini, para siswa yang terlibat dalam perilaku menyimpang seperti tawuran, mabuk-mabukan, merokok, kecanduan permainan, hingga yang terindikasi melawan norma sosial dan orang tua akan dibina melalui pelatihan bela negara di barak militer.
Program ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Cianjur dengan Kodim 0608 dan Raider 300, serta mengikuti arahan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Bupati Cianjur, dr. H. Muhammad Wahyu, menjelaskan bahwa selain pelatihan fisik dan disiplin melalui pendidikan bela negara, para peserta juga akan mendapat pendampingan psikologis dan kesehatan.
“Kategorinya siswa yang memang bermasalah, dalam tanda kutip tawuran, mabuk-mabukan, merokok, melawan orang tua. Kalau memang ada yang terindikasi LGBT juga akan dibina. Nanti akan dilakukan pelatihan dan juga pendidikan bela negara. Di barak juga ada kita pendampingan dari psikolog juga ya, dari kesehatan. Nanti kita koordinasi mengenai teknisnya,” ujar Bupati Wahyu, Senin (5/5/2025) dikutip dari Instagram @fakta.indo.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Ruhli, menambahkan bahwa persiapan teknis sudah dilakukan, termasuk pelibatan orang tua dan penyusunan mekanisme evaluasi. Ia menyebutkan bahwa tujuan utama program ini adalah membentuk karakter siswa agar lebih disiplin, bertanggung jawab, dan tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang.
Meski menuai dukungan dari sebagian masyarakat, kebijakan ini juga memunculkan beragam tanggapan di media sosial. Di akun Instagram @fakta.indo, sejumlah warganet memberikan dukungan dengan komentar seperti:
“Saya lebih setuju kalau seluruh Indonesia seperti ini🔥,” tulis akun @ahmad_zam.zam.
“Kami laki-laki pecinta wanita normal mendukung 1000% program ini,” komentar akun @katakatabukanmotivasi.
Namun, ada juga komentar yang bernada kritis hingga sinis:
“Yang ada tambah betah sama brondong TNI yang tegap dan gagah 😂,” tulis akun @saudara__________.
“Program bagus ini, kenapa Komnas HAM menolak ya?” tanya akun @dindachlsean.***
