MediaKitaNews – Suasana duka menyelimuti keluarga asal Desa Bea Waek, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, setelah empat bayi kembar yang dilahirkan secara prematur tidak dapat diselamatkan. Peristiwa menyentuh ini terjadi pada Jumat (11/4/2025) di RSUD Ben Mboi, Ruteng.
Sang ibu melahirkan di usia kehamilan yang sangat dini, yakni 20 minggu, yang menyebabkan keempat bayi tidak memiliki peluang hidup karena organ vital seperti paru-paru dan sistem peredaran darah belum berkembang sempurna.
Kepala Puskesmas Mano, Paskalis Jangkar mengungkapkan bahwa tiga bayi lahir dalam keadaan meninggal dengan berat sekitar 400-500 gram. Satu bayi sempat bertahan dan dirawat secara intensif, namun mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 15.00 WITA.
Kehamilan kembar empat merupakan kondisi langka dan berisiko tinggi yang membutuhkan pemantauan serta penanganan intensif sejak dini. Sang ibu sebelumnya telah dirujuk dari Puskesmas Mano ke RSUD Ben Mboi setelah tim medis mendeteksi kehamilan multipel saat usia kandungan memasuki lima bulan.
Menurut Jangkar, kasus ini menjadi pengingat penting akan perlunya peningkatan sistem rujukan, fasilitas neonatal, dan edukasi kesehatan reproduksi di wilayah pedesaan.
“Kasus ini menjadi pelajaran bagi kami untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, terutama dalam penanganan kehamilan multipel,” ujarnya dikutip dari RRI.co.id, Minggu (13/4/2025).
Saat ini, sang ibu dalam kondisi stabil dan masih menjalani masa pemulihan pasca persalinan. Pihak Dinas Kesehatan Manggarai Timur bekerja sama dengan puskesmas setempat tengah menyusun laporan evaluasi sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu layanan kehamilan dan persalinan.
Meski kehilangan ini terasa berat, harapan akan sistem kesehatan yang lebih baik menjadi motivasi bagi petugas medis dan pemerintah daerah untuk terus berbenah.***