MediaKitaNews – Kejaksaan Negeri Kutai Timur menetapkan J, Kepala Urusan Keuangan Desa Bumi Etam, Kecamatan Kaubun, sebagai tersangka dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2024.
Temuan penyidik mengungkap fakta mencengangkan: J mengalihkan dana desa sebesar Rp2,1 miliar untuk bermain kripto melalui aplikasi “pengganda uang” hingga seluruhnya lenyap.
Dari total APBDes senilai Rp10,4 miliar, J awalnya mencairkan dana Rp332 juta yang dialokasikan untuk pengadaan motor desa.
Tak berhenti di situ, ia juga menarik Rp1,7 miliar dari SILPA 2024 dengan modus memalsukan tanda tangan kepala desa. Total penyelewengan pun mencapai Rp2,1 miliar.
Alih-alih digunakan untuk kepentingan desa, seluruh dana tersebut dipindahkan ke sebuah platform kripto yang dijanjikan sebagai aplikasi “pengganda uang”. Namun bukannya untung, nilai aset justru merosot hingga habis tak bersisa.
Penetapan tersangka diumumkan pada Rabu (5/11/2025) oleh Kepala Kejari Kutai Timur, Reopan Saragih, melalui Kasi Pidsus Michael A. F. Tambunan.
Penyidik menegaskan bahwa perhitungan kerugian negara masih berlangsung. Sementara itu, J telah ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
Kasus ini kembali memicu sorotan publik terhadap pengelolaan dana desa serta maraknya praktik investasi ilegal berkedok aset digital. Warganet ramai mengomentari kasus tersebut.
Reaksi Warganet dikutip dari Instagram @fakta.indo, Selasa (18/11/2025)
“Stop melindungi pelaku kejahatan, publikasi wajah mereka di ruang publik. Yg wajib dilindungi korban,” tulis akun @chandra182121.
“Kelas Bendahara Desa aja maen nya Kripto, gimana level yang lebih tinggi…?? Kalo kita mah maen nya Roblox aja lah 😑,” komentar @emmanuelalvino_maisara.
“Muka ditutupi sama map… memang prosedurnya mbawa calon tersangka seperti itu? atau bisa minta ‘rekues khusus’,” tulis akun @lulut_retro.***
