MEDIAKITA – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengajak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, untuk berkunjung ke Sabu Raijua dan Rote Ndao.
“Pulau di Sabu Raijua kaya sekali tapi belum mendapatkan perhatian serius,” ungkap VBL pada Sandi dalam talkshow online yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) NTT, Kamis (12/8).
Talkshow ini bertajuk Antara Beta, Dia Dan Destinasi wisata NTT yang dipandu Staf Khusus Gubernur NTT Intiyas Utami.
Tak hanya Labuan Bajo, Gubernur VBL menyebut Pulau Raijua di Kabupaten Sabu Raijua juga perlu mendapatkan sentuhan Pemerintah Pusat karena menarik untuk dikembangkan.
Menurutnya, Sabu Raijua memiliki banyak budaya lokal, potensi alam dan nilai sejarah nasional maupun dunia.
Ia juga ingin Sandi mengunjungi Kellaba Madja yang tak kalah estetik dengan Grand Canyon di Amerika Serikat yang sudah mendunia.
Gubernur VBL mengakui, Pemerintah Provinsi NTT tidak memiliki cukup kekuatan untuk melakukan percepatan pembangunan pariwisata bila bergerak sendiri
“Kalau saya saja tidak cukup. Tapi kalau dengan Mas Mentri pasti maju,” ungkapnya.
Menurutnya Rote dan Labuan Bajo berbeda dengan Sabu Raijua. Dua daerah itu, kata dia, dapat maju karena komunitas ekonomi dan pariwisata yang sudah berkembang baik di sana.
“Banyak potensi di Sabu Raijua yang dapat dilihat Mas Menteri,” ajak VBL.
Sebelumnya, ia juga mengajak tim Kemenparekraf datang ke Provinsi NTT untuk mengajarkan sistem pentahelix juga materi praktik dan pelayanan di lapangan
“Memahami pentahelix, pariwisata, perlu latihan lapangan khusus di NTT kerjasama antara lembaga dengan mindsetnya perlu didorong. Pelayanan yang terpenting,” tukasnya.
Menanggapi ajakan VBL, Mentri Sandi berjanji untuk menjadwalkan kunjungan ke Sabu Raijua dan Rote Ndao.
“Seminggu cukup ya NTT ini kita kunjungi,” tukasnya.
Sebelumnya, Sandiaga Uno dalam sambutan menyebutkan apabila pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di NTT kurang eksekusi dan perngembangan wawasan sehingga pihaknyalah yang harus bertanggungjawab.
Ia mengatakan, di Kemenparekraf juga ada dua putra NTT yakni Frans Teguh selaku Staf Ahli Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi yang berasal dari Ende dan Vincentius Jemadu, putra asli Manggarai Barat yang menjabat Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur.
“Jadi kalau kita kurang memiliki wawasan dan eksekusi terhadap NTT ini saya bersama dua putra NTT ini yang bersalah,” ungkapnya. (TR)
Comment
1 comment