Berita

FUDA UIN SMH Banten Teguhkan Komitmen Penguatan Moderasi Beragama di Lingkungan Akademik

57
×

FUDA UIN SMH Banten Teguhkan Komitmen Penguatan Moderasi Beragama di Lingkungan Akademik

Share this article

mediakitanews.com. Serang, 11 November 2025 — Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten kembali menegaskan peran strategisnya dalam penguatan moderasi beragama melalui penyelenggaraan Seminar Moderasi Beragama dengan tema “Epistemologi Moderasi Beragama: Antara Teks, Konteks, dan Realitas Sosial”. Kegiatan ini diikuti seluruh dosen dan tenaga kependidikan FUDA dan digelar di Aula Lantai 2 kampus setempat.

Seminar ini menjadi wadah penguatan pemahaman akademik dan praksis terkait pentingnya nilai moderasi dalam dunia pendidikan Islam. Tujuannya, agar para pendidik mampu menghadirkan paradigma keilmuan yang seimbang antara kajian teks keagamaan, konteks sosial, dan realitas kehidupan masyarakat.

Example 300x600

Dekan FUDA, Dr. Masykur, M.Hum., dalam sambutannya menegaskan bahwa moderasi beragama telah menjadi bagian integral dari arah kebijakan akademik fakultas. Ia menjelaskan bahwa FUDA secara konsisten mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dalam sejumlah mata kuliah.

“Harapannya, mahasiswa tidak hanya memahami agama dari sisi tekstual, tetapi juga mampu membaca realitas sosial dengan bijak,” ujarnya.

Menurutnya, moderasi bukan kompromi terhadap nilai agama, melainkan kemampuan menempatkan kebenaran Islam secara proporsional dalam bingkai kemanusiaan universal. Ia juga mendorong kegiatan serupa dikemas lebih inklusif di masa mendatang, misalnya dengan menghadirkan narasumber lintas agama untuk memperkaya perspektif.

Wakil Dekan III FUDA sekaligus Ketua Panitia, Dr. Endang Saeful Anwar, Lc., M.A., menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bagian dari program berkelanjutan fakultas dalam mengarusutamakan moderasi beragama di lingkungan dosen.

“Moderasi harus dipahami bukan hanya sebagai konsep, tetapi sebagai cara berpikir, bersikap, dan bertindak. Dosen harus menjadi teladan serta mampu menginternalisasikan nilai moderasi dalam pembelajaran, riset, dan pengabdian masyarakat,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menyebut kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun kultur akademik yang inklusif, dialogis, dan adaptif terhadap dinamika sosial.

“Kita ingin dosen FUDA menjadi agen moderasi, menularkan semangat keseimbangan dan toleransi di tengah beragamnya realitas masyarakat,” tambahnya.

Seminar ini menghadirkan Dr. H. Suwendi, M.Ag., Pengasuh Pondok Pesantren Sabilussalam sekaligus pakar pendidikan Islam, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya memahami indikator moderasi beragama secara konkret.

“Empat indikator utama moderasi meliputi komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan penerimaan kearifan lokal. Keempatnya harus menjadi landasan dalam memahami teks-teks keagamaan dan dalam mengajarkan Islam yang ramah,” jelasnya.

Dr. Suwendi juga menggarisbawahi peran strategis dosen dalam memperkuat literasi keberagamaan di ruang kelas. Menurutnya, pembelajaran agama perlu diarahkan pada penguatan multiple literacy agar cara pandang mahasiswa lebih luas dan mendalam.

“Pembelajaran tidak boleh berhenti pada hafalan. Yang lebih penting adalah bagaimana peserta didik memahami substansi materi dan mampu mengembangkannya secara mandiri,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pendidikan harus membantu peserta didik mengenali dan mengelola realitas keragaman, baik di lingkungan terdekat maupun dalam masyarakat luas. Dengan demikian, mereka mampu berinteraksi secara wajar dan produktif dalam konteks pluralitas.

Seminar Moderasi Beragama ini dipandu oleh Salim Rosyadi, M.Ag., Kepala Pusat Rumah Moderasi Beragama UIN SMH Banten. Kegiatan berjalan interaktif dan menjadi ruang refleksi akademik bagi para dosen dalam memperkuat peran sebagai penggerak moderasi beragama di perguruan tinggi.***

Editor: Aceng Murtado/AM
Fotografer: Istimewa

Example 300250
Example 120x600