mediakitanews.com. Lebak Banten — Sebuah keluarga di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, mengaku kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Pamandegan yang dinilai lambat dan tidak tanggap dalam menangani situasi darurat persalinan yang dialami anggota keluarga mereka pada Selasa malam rabu, 11 November 2025.
Keluarga tersebut berangkat menggunakan mobil pickup menuju puskesmas karena kondisi mendesak. Namun di tengah perjalanan, tepatnya di Kampung Gagambiran, Desa Muaradua, sang ibu mengalami pecah ketuban hingga akhirnya melahirkan secara darurat di dalam mobil di sekitar Jembatan Buluh, Desa Muncagkopong.
Salah satu anggota keluarga, Muhamad Apud, yang sudah berada di Puskesmas Pamandegan saat kejadian, menuturkan bahwa pihaknya telah meminta bantuan agar tenaga medis segera menjemput pasien. Namun, respons dari petugas dinilai tidak menunjukkan empati dan profesionalitas.
“Saya sudah mengetuk ruangan perawat dan menjelaskan bahwa keluarga saya sedang dalam keadaan darurat, tapi mereka hanya menjawab, ‘Udah, bawa sini aja, jangan dibawa berhenti,’ dengan nada yang menurut saya kurang berempati,” ujar Apud.
Apud juga sempat menyarankan agar salah satu petugas ikut ke lokasi untuk menenangkan keluarga dan membantu membawa pasien. Namun saran tersebut kembali diabaikan.
“Saya bilang, kondisi keluarga saya panik dan butuh bantuan, tapi perawat tetap menjawab, ‘Udah mas, bawa sini aja,’ tanpa ada upaya menjemput atau pendampingan,” katanya.
Menurut Apud, sikap acuh dari petugas memperlihatkan lemahnya kesiapsiagaan dan tanggung jawab moral terhadap keadaan darurat.
“Saya heran kenapa mobil ambulans yang ada di depan puskesmas tidak langsung digunakan untuk menjemput pasien. Ini jelas bentuk kelalaian dan kurangnya kepekaan dari tenaga medis,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kekecewaan keluarga semakin dalam ketika sesampainya di puskesmas, pasien tidak segera mendapatkan pertolongan cepat. Bahkan, kursi roda untuk evakuasi pun tidak tersedia.
“Ketika tiba di puskesmas, tidak ada meja roda untuk membawa pasien ke ruang bersalin. Petugas juga terlihat lamban dalam memberikan pertolongan pertama,” ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, keluarga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak segera turun tangan untuk mengevaluasi dan menginvestigasi kinerja Puskesmas Pamandegan, terutama terhadap petugas yang dinilai lalai dan tidak tanggap.
“Kami minta Kepala Dinas Kesehatan mengevaluasi dan mencopot kepala puskesmas beserta oknum yang acuh terhadap tanggung jawabnya. Ini menyangkut nyawa manusia, tidak bisa dianggap sepele,” tutup Apud.
Hingga berita ini diterbitkan, kami masih berusaha untuk mengonfirmasi Kepala Puskesmas Pamandegan serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak untuk meminta penjelasan atas dugaan kelalaian dalam penanganan kasus tersebut.















