MediaKitaNews – Kematian tragis Brigadir Nurhadi dalam kolam sebuah villa di Lombok kini menjadi sorotan publik. Ia ditemukan tak bernyawa usai berpesta narkoba dan minuman keras bersama dua atasannya di kepolisian—Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Chandra, serta dua wanita pendamping yang disewa untuk “liburan”, Misri Puspita Sari (23) dan Melanie Putri.
Menurut pengacara Misri, Yan Mangandar Putra, pesta tersebut berlangsung pada Rabu (9/7/2025), dan situasi memanas saat Nurhadi disebut mencium Melanie, wanita yang bersama Haris.
“Misri melihat Nurhadi menciumi Melanie di kolam. Ia sempat menegur, ‘Jangan begitu, itu cewek abangmu’,” kata Yan kepada media dikutip dari Instagram @fakta.indo, Jumat (11/7/2025).
Yan juga mengungkap bahwa kliennya, Misri, menerima bayaran sebesar Rp10 juta dari Kompol Yogi untuk menemaninya bermalam.
“Yogi sewa Misri, Haris Chandra sewa Melanie. Almarhum hanya sopir dan tidak menyewa perempuan,” ujarnya.
Misri diketahui sempat merekam Nurhadi yang sedang santai berendam pukul 19.55 WITA—rekaman yang menjadi momen terakhir korban terlihat hidup. Namun setelah itu, Misri mengaku tak mengingat kejadian selanjutnya karena berada lama di kamar mandi. Tak lama kemudian, Nurhadi ditemukan meninggal dunia dengan tulang lidah patah, yang diduga akibat cekikan.
Hal mengejutkan lainnya, menurut Yan, adalah kondisi psikologis Misri setelah ditetapkan sebagai tersangka.
“Ia sering stres, bahkan beberapa kali mengalami kerasukan arwah Nurhadi yang mengungkap siapa pelaku dan bagaimana cara pembunuhan terjadi,” jelasnya.
Ia juga menyebut kliennya pernah menyebut dalam kondisi hipnosis bahwa “sosok raksasa tanpa wajah” melarangnya bicara tentang kejadian malam itu.
Kepolisian mengonfirmasi adanya dugaan motif cemburu sebagai latar belakang insiden tersebut. Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan, “Ada peristiwa almarhum mencoba untuk merayu rekan wanita salah satu tersangka, itu dibenarkan oleh saksi di TKP.”
Polisi memperkirakan kematian terjadi antara pukul 20.00–21.00 WITA.
Meski motif mulai terkuak, sampai kini belum ada pengakuan siapa pelaku yang benar-benar menghabisi nyawa Brigadir Nurhadi.
Di media sosial, kematian Nurhadi memantik kemarahan dan cemoohan publik.
“Pantesan polisi sibuk banget… ternyata begini kerjaannya 😮,” tulis akun @bo****cle.
“Lapor motor hilang gak ditanggapi, ternyata sibuk pesta narkoba sama urusan selangkangan 😂,” kata @hanaf****fira.
“Kalau saksi tiba-tiba ‘kerasukan’ dan lupa detail peristiwa, ini bukan drama spiritual. Bisa jadi mekanisme pertahanan mental ekstrem atau upaya mengaburkan fakta, apalagi yang terlibat berpangkat. Tapi publik butuh evidence, bukan dongeng mistis di antara asap pesta,” sindir @habi****dzily.***