MediaKitaNews – Warga Desa Poto, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, dikejutkan dengan penemuan seekor ikan paus mati yang mengapung di perairan Pantai Barate pada Senin pagi, 5 Mei 2025.
Penemuan mamalia laut berukuran besar ini pertama kali dilaporkan oleh seorang nelayan, Def Fanggidae, bersama rekan-rekannya. Mereka segera menginformasikan kejadian itu kepada Bhabinkamtibmas Desa Poto, Aipda Stefenson Radjah.
Menanggapi laporan tersebut, Aipda Stefenson langsung berkoordinasi dengan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN), para nelayan setempat, serta unsur pemerintah desa dan kecamatan guna mengambil langkah penanganan.
Hingga Senin (6/5/2025) sore, bangkai paus tersebut masih terlihat mengapung di perairan Barate dan belum dapat dievakuasi.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa proses penanganan akan melibatkan instansi teknis terkait untuk memastikan langkah yang tepat dan aman, terutama dalam mengantisipasi dampak lingkungan bagi warga pesisir.
“Perlu adanya koordinasi intensif dengan dinas teknis mengingat bangkai ikan paus berpotensi menimbulkan dampak lingkungan bagi masyarakat pesisir sekitar,” ujar Kapolsek Fatuleu, Iptu Maks Tameno, S.H dikutip dari tribratanewskupang.com, Kamis (8/5/2025).
Penyebab kematian paus masih menjadi misteri. Pihak berwenang menyebut investigasi akan dilakukan oleh otoritas kelautan dan konservasi setelah evakuasi dilakukan.
Namun, keterlambatan pelaporan kasus ini sempat terkendala oleh sulitnya akses jaringan dan kondisi geografis wilayah Fatuleu Barat yang cukup terpencil.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kemunculan paus mati di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur, daerah yang memang dikenal sebagai jalur migrasi berbagai jenis mamalia laut.***