MediaKitaNews – Sebuah kisah menyentuh datang dari Arnaldo Guntur Fonataba, tenaga kesehatan yang berbagi pengalaman saat menangani seorang pasien perempuan Papua berusia 18 tahun yang tengah mengandung anak pertamanya. Dalam kondisi kehamilan yang telah memasuki usia 37–38 minggu, sang pasien baru diketahui mengidap HIV dan baru memulai pengobatan antiretroviral (ARV) sejak Januari 2025.
Tak hanya itu, kondisi kesehatan pasien diperberat dengan diagnosis sifilis reaktif serta tumbuhnya kutil kelamin besar (kondiloma) yang menutupi area anus, mengindikasikan kompleksitas penanganan yang harus segera dilakukan.
Tragisnya, sang pasien belum mengetahui status HIV pasangannya, meski telah tinggal bersama selama tiga tahun tanpa ikatan pernikahan.
Pasien datang hanya didampingi sang ibu, menambah sisi haru dalam cerita ini. Dalam unggahan reflektifnya yang dikutip dari Instagram @info_kejadian_merauke, Arnaldo menulis, “Dia adalah perempuan Papua, masih sangat muda, dan bayinya nanti adalah generasi penerus Bangsa Papua. Bagaimana nasib bayi itu jika setelah lahir dinyatakan positif HIV juga?”
Tim medis telah merencanakan tindakan operasi caesar sekaligus pengangkatan kutil kelamin dalam waktu dekat. Namun, tindakan ini masih tertunda akibat tidak tersedianya stok darah yang dibutuhkan.
Kisah ini mengundang simpati luas dari warganet. Banyak yang menyampaikan doa dan dukungan bagi sang ibu muda.
“Sayang sekali, semoga cepat pulih si adeknya,” tulis seorang pengguna media sosial. Yang lain menambahkan, “Tuhan jaga kami perempuan Papua. Kami yang akan melahirkan generasi Papua.”
“Kesian bgt 😢 makanya skrg ada perubahan klo mau nikah harus cek kesehatan , beberapa orang bilang nya ribet mau nikah harus ada ini itu, padahal klo udh kena penyakit kyk gini lebih ribet lg sembuh nya,” komentar akun @nungky_98.***