75 Negara Termasuk Indonesia Dapat Diskon Tarif, Trump Hajar China 125 Persen

MediaKitaNews – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengejutkan publik dunia dengan pengumuman terbarunya terkait kebijakan tarif impor. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui akun Truth Social pada Rabu malam (9/4/2025) waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan penerapan tarif impor selama 90 hari untuk lebih dari 75 negara, termasuk Indonesia. Namun, China tidak termasuk dalam daftar tersebut.

“Karena kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan kepada China oleh Amerika Serikat menjadi 125 persen. Berlaku segera,” tulis Trump tegas dalam unggahannya dikutip dari Instagram @fakta.indo, Kamis (10/4/2025).

Berbeda dengan negara-negara lain yang memilih jalur negosiasi, Trump menyatakan bahwa China menjadi satu-satunya negara yang secara terbuka melakukan perlawanan terhadap kebijakan tarif yang ia tetapkan. Sebagai respons, Washington memilih untuk menaikkan tarif impor atas produk China secara drastis.

Sementara itu, bagi lebih dari 75 negara lain—termasuk Indonesia—Trump menyatakan bahwa mereka telah menghubungi pemerintah AS untuk merundingkan dampak dari kebijakan tersebut. Sebagai hasilnya, AS memberikan kelonggaran berupa penundaan tarif selama 90 hari, serta penurunan sementara tarif timbal balik menjadi 10 persen.

“Serta bahwa negara-negara ini, atas saran kuat dari saya, tidak melakukan pembalasan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika Serikat, maka saya telah mengizinkan tunda selama 90 hari, dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik selama periode ini, menjadi 10 persen, juga berlaku segera,” ujar Trump.

Pengumuman tersebut langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya setelah akun Instagram @fakta.indo mengunggah kabar ini pada Kamis (10/4/2025). Sejumlah warganet Indonesia memberikan beragam komentar, dari yang skeptis hingga yang menilai ini sebagai peluang strategis.

“Trump naikin tarif jadi 200% pun tetap aja perusahaan AS bakal impor dari China, karena masih lebih murah impor daripada bangun pabrik dan ekosistem komponen seperti di China. Belum lagi tenaga kerja AS yang mahal. Yang rugi ya warga AS sendiri,” tulis akun @reza.arifpratama.

“Mereka dua yang gelut, semua ya kena imbas. Jadi udah menjilat juga lah ya kitaa? Biar gak kena 32%,” canda akun @kenmarchello.

Sementara itu, ada juga komentar yang menggarisbawahi kekuatan ekonomi China. “Hanya China yang sanggup menghadapi dominasi USA. Negara lainnya, Rusia tidak termasuk yang disesuaikan tarifnya oleh Trump. China dilawan,” komentar akun @dedebenung.

Di sisi lain, beberapa warganet menilai situasi ini bisa menguntungkan Indonesia. “Belum tentu Indonesia dirugikan dengan tarif ini. Karena dibanding Vietnam 46%, Thailand 36%, Kamboja 49%, Indonesia yang 32% justru jadi lebih kompetitif dan murah buat perusahaan AS kalau mau bangun pabrik di sini. Apalagi Indonesia kuasai banyak sumber daya alam seperti nikel, kelapa sawit, tambang emas, dll,” tulis akun @milleniaayuyani.***