MediaKitaNews – Sebanyak 7.810 kepala desa dari seluruh penjuru Jawa Tengah mengikuti kegiatan Sekolah Antikorupsi yang digelar di GOR Jatidiri, Semarang, pada Selasa (29/4/2025). Kegiatan ini merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya preventif terhadap praktik korupsi di tingkat desa.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam sambutannya menegaskan pentingnya edukasi antikorupsi bagi para kepala desa, mengingat besarnya kewenangan dan anggaran yang dikelola di level desa.
“Upaya pencegahan itu sudah kita lakukan, terbukti kita punya 30 desa antikorupsi dan kita ajukan 297 desa antikorupsi di wilayah kita,” ujar Luthfi dikutip dari Instagram @fakta.indo.
Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Fitroh Rohcahyanto. Dalam pernyataannya, ia menyoroti masih banyaknya kepala desa yang terjerat kasus korupsi akibat penyalahgunaan Dana Desa.
“Dana yang besar seharusnya untuk kepentingan warga, tapi masih ada beberapa kades yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” ujar Fitroh.
Fitroh menekankan pentingnya integritas dan pengawasan dalam pengelolaan dana desa. Menurutnya, pendidikan antikorupsi seperti ini dapat membangun kesadaran dan memperkuat tata kelola desa yang bersih.
Warganet Ragukan Efektivitas
Meski kegiatan ini dinilai strategis, reaksi publik di media sosial menunjukkan keraguan terhadap efektivitasnya. Sejumlah komentar di akun Instagram @fakta.indo memperlihatkan ketidakpercayaan terhadap komitmen antikorupsi para pejabat desa.
“Percuma disuruh sekolah, orang disumpah pakai kitab Al-Qur’an saja mereka tidak takut sama korupsi,” tulis akun @em****_17.
Sementara akun @gu****ppan berkomentar, “Buang APBD buat kades, mending langsung fokus alokasikan ke rakyatnya.”
Akun lainnya bahkan menyindir antusiasme peserta. “Saking semangatnya mengikuti kegiatan, sampai ketiduran,” tulis akun @aris******utra_ disertai emoji.
Namun tak sedikit pula yang mencoba memberi apresiasi meski tetap kritis. “Kita hargai usaha edukasi ini, tapi stigma masyarakat tentang korupsi memang membekas. Solusinya ya dibuktikan bahwa pemikiran itu salah,” komentar akun @sa*****la.***